PertolonganAllah Pasti Datang; Didapatkannya pun dengan pertolongan Allah. Siapa yang tak merinding mendengarnya? Tak ada seorang pun yang dapat mengetahui kapan kita akan mati. Ketika ajal datang menemui kita, pada umumnya keluarga akan bingung kemana hendak memakamkan, mereka akan meminta bantuan RT, RW, tetangga atau sanak saudara 1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan2. Dan kamu melihat manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah. 3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampunlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa pembebasan makkah fath makkah. Dimana saat itu Rasulullah SAW dan para sahabat berhasil membebaskan makkah dari kuasa kaum kafir quraisy dan berbagai macam berhala maupun perbuatan syirik di dalamnya. Ada yang menarik yang harus kita cermati, pada ayat pertama, Allah memberi urutan keterangan bahwa apabila pertolongan Allah dan kemenangan telah datang. Allah meletakan pertolongan Allah sebelum kata kemenangan. Dapatlah kita pahami bahwa syarat mutlak datangnya kemenangan bagi islam adalah ketika Allah sudah berkehendak. Untuk memberikan pertolongannya, wamannashru illa min indillah tidak ada pertolongan kecuali dari sisi Allah – al anfal 10. Di lidah mudah saja kita berucap, “yaiyalah namanya kemenangan pasti karena pertolongan Allah”. Padahal untuk benar-benar mengilmuinya sehingga menjadi salah satu karakter pemikiran kita sehari-hari ini sangat sulit. Tidak ingatkan kita langkah vital yg ditempuh sayyidina Umar ra yang mencopot jabatan khalid ra dari jabatannya sebagai panglima perang utama pasukan muslimin, salah satunya karena saat itu banyak diantara kaum muslimin mulai berpikir bahwa khalid lah sebab2 kemenangan perang-perang yang dilalui oleh muslimin? Padahal kita tahu generasi sahabat adalah generasi yang memiliki tingkat tauhid yang tinggi. Dan itupun masih hampir tergelincir ketika memandang sebab-sebab kemenangan muslimin dalam berbagai perang. Atau ketika sekarang kita melihat cengkraman zionis dalam aspek ekonomi ribawi misalnya, tidak sedikit di antara kita akan terpukul jatuh dan enggan memikirkan bagaimana caranya menembus blokade yang kelihatan begitu kuat dan mengakar. Atau mungkin ada yang akhirnya apatis karena mentok menghadapi situasi dan perhitungan di atas kertas yang begitu lemah. Atau hati yang bergidik melihat kemajuan teknologi musuh-musuh islam. Itu semua karena kita lupa konsep pertolongan Allah, dan kita senantiasa lupa bahwa “walillahi khozaainussawati wal ardh” bagi Allah lah perbendaharaan langit dan bumi – al munafiqun 6 Atau bagaimana mungkin Rasulullah justru harus memulai islam yg kelak akan menerangi ufuk timur dan barat seluruh dunia justru di sebuah tempat yang memiliki SDM yang tidak siap di jamannya arab ditengah panggung besar romawi dan persia? Semua agar kita belajar bahwa pernak-pernik dunia yang kasat mata bukanlah kunci utama kemenangan islam. Kunci kemenangan islam adalah pertolongan Allah, pertolongan yang hanya akan Allah berikan kepada mereka yang pantas untuk mengibarkan bendera kejayaan islam sekali lagi. Yang lurus tauhidnya, dalam ilmunya, kuat jihadnya, lembut ukhuwahnya, ikhlas amalnya. Pada ayat kedua, masih dengan pembahasan yang mirip dengan ayat pertama, bahwa sebab dari masuknya berbondong-bondong manusia adalah karena pertolongan Allah. “Dan bukanlah kewajibanmu untuk memberi mereka petunjuk, namun Allah yang memberi petunjuk kepada siapa yang ia kehendaki” Al-baqarah 272 Jika pertolongan itu telah datang, dan kau merasakan kemengan.. Bagian yang paling menarik dari ayat ini ada pada ayat terakhir, dari 2 ayat prolog, di satu ayat terakhir ini Allah memberikan perintah kepada kita dengan sebuah nilai tauhid yang sangat dalam dan indah ; Setelah Allah memberikan pertolongan dan kita mendapatkan kemenangan dan banyaknya manusia yang masuk ke dalam islam, Allah perintahkan kita untuk “Maka bertasbihlah sucikan dengan memuji Rabbmu dan mohon ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat” Mengapa ketika kita sudah mendapatkan kemenangan, Allah memerintahkan kita untuk mensucikan Nama-Nya dengan memuji-Nya, lalu memohon Ampunan? Perlu diketahui dan kita perhatikan bersama, tujuan dari bertasbih adalah untuk menyucikan Allah azza wa jalla dari berbagai macam kekurangan dan sifat-sifat yang mustahil bagi Dzat-Nya. Kita diperintahkan untuk mensucikan-Nya ketika mendapat kemenangan agar kita tetap sadar dan mengilmui sepenuhnya bahwa tidak mungkin kemenangan itu lepas dari campur tangan Allah meski hanya sepersekian persen. Allah tidak mengantuk dan tidak tidur, tidak lalai dan lepas dari apapun yang terjadi, termasuk dalam kemenangan dakwah. Rasulullah, teladan kita, memang benar apa kata ibunda aisyah ra, bahwa beliau adalah al qur’an yang berjalan. Beliau mengajarkan kita makna ayat ini seutuhnya, di kala pembebasan makkah, beliau tundukan kepala dalam dalam seraya memuji muji Rabbnya. Seolah-olah seluruh manusia bertanya, “sikap pemenang macam apa ini?”. Islam hadir untuk benar benar memberikan parameter baru dalam akhlaq, dikala pemenang di seluruh dunia merayakan kemenangan dengan sikap tubuh yang angkuh, islam ajarkan perayaan yang lebih indah, syahdu, tapi keras merontokan kesombongan penentang-penentangnya. Memang kemenangan bersama Allah jauh lebih indah dan terjamin daripada menang bersama ego dan keangkuhan. Meskipun yang kita kalahkan orang kafir sekalipun, Allah dengan kasih sayang-Nya mencegah kita untuk angkuh barang sedetikpun. Karena mereka yang melupakan Allah dalam kemenangan, hanya tinggal menunggu waktu untuk dilumat oleh kekalahan. Sucikan Allah dengan pujian, karena kita hanyalah cangkang kosong yang tak berarti tanpa pertolongan-Nya, di hari kemenangan itu, kebaikan tertinggi hanya pantas kita sematkan kepada Allah, dan Allah akan menyematkan sebaik baik derajat pada hamba hamba yang senantiasa berdzikir kepada-Nya. Dan mohonlah ampun, karena Rasulullah yang ma’shum itupun bertobat 100 kali dalam sehari. Bertobat dan memohon ampun tidak hanya dilakukan ketika kita sadar’ baru melakukan dosa, tapi juga patut dilakukan ketika kita merasa tak berdosa, dan patut dilakukan pada momen2 dimana hati kita berpotensi untuk terjangkit rasa ujub dan sombong, contohnya ketika kita mendapatkan kemenangan. Rasulullah senantiasa berdoa “allahummagfirli, watub’alayya innaka antattawabul ghofur” setelah beliau memberikan pengajaran kepada para sahabat. Bukankah mengajarkan ilmu adalah ibadah dan kebaikan? Untuk apa Rasulullah meminta ampun? Untuk apa apa yang mungkin tersirat dalam hati tanpa sadar bahwa kebaikan yang kita lakukan justru membuat kita menjadi sombong dan ujub. Kita yang merasa menjadi sumber hidayah dan ilmu orang lain, kita yang merasa paling sedikit celanya dan paling indah akhlaqnya. Dan tentu memohon ampun kepada Allah melatih jiwa untuk menyadari kita ini hamba yg lemah dan mudah berbuat dosa, jangan sibuk mengagumi diri, lebih baik sibuk menghisab diri. Sungguh, Allah Maha Penerima Taubat. Jikapun ada yang terlanjur salah dalam sikap kita menerima kemenangan, bertaubat lah, karena Allah Maha Pengampun. Kesimpulan.. 1. Selayaknya seorang mukmin harus senantiasa optimis dalam memperjuangkan tegaknya tauhid di muka bumi ini seberapapun banyak dan kuatnya musuh-musuh islam. Karena sesungguhnya, sumber kemenangan kita sudah jelas dan mutlak, yaitu pertolongan Allah, tidak usah pusing bagaimana pertolongan Allah itu akan datang, “mataa nashrullah? Alaa inna nashrollohi qoriib” bilakah datang pertolongan Allah? Sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat – Al baqarah 214. Pertolongan Allah itu dekat, dan akan datang dari arah yang tidak kita sangka-sangka, tidak kita duga, penuh kejutan. Jangan sibuk memikirkan bagaimana jika begini dan begitu, cukup sibuk memikirkan bagaimana caranya agar kita menjadi kaum yang pantas untuk diberikan kemenangan oleh Allah, “Allah tidak akan mengubah nikmat yang diberikan pada suatu kaum, hingga kaum tersebut merubah apa-apa yang ada pada diri mereka” – Al Anfal 53. Tidak ada sejarahnya islam kalah karena musuh-musuh yang kuat, islam kalah ketika para pemeluknya mulai hidup dengan cara-cara yang jauh dari nilai-nilai islam itu sendiri. Perang uhud, momen kekalahan yang menyakitkan, yang terjadi bahkan ketika Rasulullah masih ada ditengah-tengah kaum muslimin, Apa sebabnya? Ketika para pasukan pemanah mengabaikan perintah Rasulullah untuk bertahan di post masing-masing karena sesaat muncul ketamakan pada hati-hati mereka untuk berebut ghanimah. Atau ketika perang hunain, pasukan muslimin juga hampir kalah saat Rasulullah masih ada di tengah-tengah mereka, mengapa? Sekelompok orang mengikuti perang dengan rasa takabbur bahwa mereka akan menang karena jumlah mereka yang banyak, Allah mereka lupakan dari sebab-sebab kemengan itu. Bayangkan, kehadiran Rasulullah di tengah-tengah pasukan muslimin pun tidak dapat menjamin kemenangan jika masih ada penyakit-penyakit’ yang menggerogoti tauhid di dalam tubuh pasukan dan masih ada sekelompok orang yang enggan mematuhi sunnah-sunnah ataupun perintah Nabinya. 2. Syaithan itu memiliki perjuangan yang luar biasa dalam menggelincirkan manusia, mudah bagi makhluk laknat itu berbisik kepada kita agar kita terus senantiasa menjadikan asbab-asbab selain Allah sebagai sumber kemenangan yang kita kejar sepenuh hati, sampai akhirnya kita sadar bahwa diujung jalan itu hanya ada jalan buntu dan kita tidak menemukan kemenangan dimanapun. 3. Dalam persoalan memenangankan Agama Allah saja, kita wajib merayakannya dengan menyandarkan segala macam pujian dan kehebatan kepada-Nya, mentasbihkan-Nya, apatah lagi soal-soal kemenangan kecil yang bersifat duniawi. 4. Salah satu ukuran tauhid seseorang, bisa dilihat seberapa jernih mata batinnya untuk menyandarkan segala sesuatu kebaikan yang terjadi dalam urusan dunia dan akhiratnya kepada Allah azza wa jalla semata-mata, hatta dalam urusan ibadah. Karena perlu kita sadari bersama, seberapapun banyaknya amal saleh kita, yang tampak maupun yang tersembunyi, semua bisa kita lakukan karena 100% kontribusi Allah, contoh ketika kita melakukan ibadah tersenyum kepada orang lain saja, kita sudah menggunakan banyak modal’ dari Allah ; – Berapa banyak syaraf tubuh yang bekerja untuk menghasilkan satu senyuman Indah. – Berapa cepat impuls yang bergerak dalam syaraf kita untuk menghasilkan senyuman tepat pada waktunya, gak lucu kan kita bertemu seseorang dan baru tersenyum 5 detik setelahnya, orangnya udah kabur bro. – Akal sehat yang Allah berikan kepada kita sehingga kita bisa memilih untuk tersenyum ketika bertemu orang tersebut dari sekian banyak pilihan sikap yang bisa kita perbuat seperti acuh tak acuh, buang muka, pura-pura main hp, dsb. Ingin menangis rasanya jika ingat kita ini hanya cangkang kosong tanpa kebaikan-kebaikan dari-Nya. Allahu’alam bishshawab Sebagaimanatertuang di dalam firman-Nya: " (Yaitu) ketika mereka datang kepada kalian dari atas dan dari bawah kalian, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (kalian) dan hati kalian naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kalian menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka. Saat kita meminta kepada Allah tentunya kita berharap pertolongan Allah datang secepat mungkin. Tapi seringkali, pertolongan itu setelah ditunggu, tidak juga datang sampai bahkan kita merasa capai menunggunya. Kita merasa sudah meminta dengan sungguh-sungguh dan sudah juga beribadah, tapi pertolongan yang diharapkan itu tidak juga segera datang. Ilmu Allah itu jauh lebih luas dari ilmu manusia. Allah paling tahu kapan waktu yang tepat seorang hamba mendapatkan pertolongannya. Janganlah bosan berharap pertolongannya, karena Allah senang sekali kepada hamba yang selalu berharap kepadaNya....gravitasiquranrahmatullahnoorhidayat Yuk sama-sama ngafalin Qur’an di komunitas SANTAF Gravitasi Qur’an sobat, kalian akan di bimbing oleh Ust Rahmatullah, Info lebih lanjut disini follow dan subscribe🌐 Website Youtube Facebook Instagram
\n\n \n\n\n\n\nkapan pertolongan allah datang
Allahakan memberikan pertolongan-Nya di saat yang tepat, bisa jadi saat yang tepat itu ialah di titik paling kritis. Kita bisa belajar tentang ikhtiar menjemput pertolongan Allah dan bukti bahwa pertolongan Allah datang di waktu yang tepat dari kisah Siti Hajar dan nabi Ismail As. serta nabi Musa As. dan pengikutnya.
Oleh Hana Nusaibah Mahasiswa Bogor Email [email protected] DALAM hidup ini, ada kondisi dimana kita pernah berpikir betapa berat dan kerasnya perjalanan yang kita lalui. Saat hati kita tidak bisa lagi menahan beban masalah. Saat merasa lunglai, lemah, dan berat melangkahkan kaki, merasa bingung dalam menghadapi berbagai suasana hidup yang sulit dan berat. Betul? Yaa mungkin kita pernah merasa bahwa ketika kita berpikir demikian, kita lemah. Sebenarnya tidak, Itu bukan tanda – tanda kelemahan yang patut disesali. Sebab manusia diciptakan Allah dalam keadaan lemah. Tapi Allah berjanji, bahwa Ia tidak akan membebani hamba-Nya di luar batas kemampuan. BACA JUGA Jika Ada Pertolongan Allah kenapa Harus menyerah? Buya Hamka pernah mengatakan “Tingkat cobaan iman tak ubahnya dengan anak tangga yang bertingkat-tingkat. Tiap satu anak tangga dinaiki, datang dari bawah suatu pukulan hebat mengenai tubuh orang yang mendaki. Kalau tangannya kuat bergantung, kalau kakinya kuat berpijak, dan kalau akal pikirannya tetap waspada, pukulan itu malah mendorong menaikkannya ke anak tangga lebih tinggi. Kalau tidak, maka pukulan tersebut dapat menjatuhkan dan merobohkannya.” Yang paling disayangkan, kalau robohnya tidak satu dua anak tangga ke bawah, tapi jatuh ke anak demi anak tangga hingga ke dasar. Bahkan karena lemahnya, seseorang bisa sulit untuk bangkit lagi. Imam Hasan Al Basri mengungkapkan, “Ketika badan sehat dan hati senang, semua mengaku beriman. Tetapi setelah datangnya cobaan, barulah diketahui benar atau tidaknya pengakuan itu. Orang yang ingin permintannya cepat terkabul dan tidak sabar menunggu, itulah orang yang lemah imannya.” Mari kita cek and ricek lagi kondisi hati kita. Coba kita kilas balik kisah – kisah terdahulu. Dimana para Nabi dan Rasul, Allah beri ujian yang sangat berat dalam hidupnya. BACA JUGA 9 Alasan Anda Tak Boleh Menyerah Contoh seperti kisah Nabi Nuh as yang menyeru pada umatnya namun anak dan istrinya tidak mau menjadi pengikutnya. Bahkan saat Allah memerintahkan naik perahu, anak dan istrinya tetap tidak mau ikut. Ada lagi kisah Nabi Yusuf as yang dibenci oleh saudara nya sendiri hingga ia dibuang. Lebih lagi kisah perjuangan Rasulullah ﷺ yang penuh lika liku tiada tara. Tapi pernahkah para Nabiyullah tesebut mengeluh? Tidak. Sekali kali tidak. Cukup dengan iman di hati mereka. Bahwa beriman kepada Allah memang menghendaki perjuangan, pengorbanan, sekaligus keteguhan hati. Ujian tersebut untuk membuktikan cinta kita pada Allah dan menempa hati kita agar semakin kokoh. Seperti kondisi sekarang yang kita tahu, kasus COVID- 19 masih belum membaik. Tapi apakah kita akan terus bersedih dan menyalahkan kondisi? Tidak bukan. sekarang waktunya untuk beradaptasi. Semua yang serba online termasuk kerja, kuliah, sekolah dan yang lainnya bukan lagi hal yang mesti dirundungi. Meskipun masih ada kekurangan di sana sini. Akan tetapi kita sebagai orang yang beriman, gak boleh kalah sama keadaan. Kita gak boleh kalah sama ujian yang sedang kita hadapi. Sebab Allah lebih tau kita bahkan lebih daripada diri kita sendiri bahwa kita pasti mampu menghadapinya insyaallah. Yakin deh semua yang sudah terjadi itu pasti ada sesuatu yang sudah Allah siapkan buat kita. Terlebih untuk orang-orang yang beriman. BACA JUGA Pertolongan Allah Lebih Dekat kepada Orang yang Rutin Beramal Baik Bahkan dikeluarkannya Nabi Adam as dan Siti Hawa dari surga nampaknya seperti sebuah bencana. Padahal? Berjuta hikmah Allah tampakkan setelahnya. Buktinya? Kita hadir di bumi ini sebagai pemimpin. Lantas, kapan pertolongan Allah itu datang? Ibnu Atthaillah memberi pengarahan yang sangat bagus dalam hal ini “Tampilkanlah dengan sesungguhnya sifat-sifat kekuranganmu niscaya Allah menolongmu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Bersungguh-sungguh dengan kehinaanmu niscaya Allah menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan ketidakberdayaanmu, niscaya Allah menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Bersungguh-sungguhlah dengan kelemahanmu niscaya Ia menolongmu dengan kekuatan-Nya.” Dan pertolongan itu pasti. []
Ayatini merupakan jawaban sekaligus janji Allah atas pertanyaan hamba-Nya tentang kapan datangnya pertolongan Allah. Kita semua tentu yakin bahwa Allah tidak akan ingkar janji. " Sesungguhnya Allah tidak mengingkari janji." (Q.S. Ali Imran: 9) Ketika berbagai persoalan hidup datang silih berganti mendera seseorang.
Allah SWT memberikan pertolongan kepada hamba-Nya saat terjepit. Ilustrasi pertolongan JAKARTA – Allah SWT senantiasa menolong hamba-Nya saat dalam kondisi sulit. Bantuan dari Allah SWT kepada umatnya juga telah dikisahkan dalam Alquran. Dilansir dari laman Saaid pada Senin 15/3, berikut beberapa pertolongan yang diturunkan Allah SWT kepada umatnya, 1. Allah Ta'ala berfirman وَقَالَ لَهُمۡ نَبِيُّهُمۡ اِنَّ اٰيَةَ مُلۡکِهٖۤ اَنۡ يَّاۡتِيَکُمُ التَّابُوۡتُ فِيۡهِ سَکِيۡنَةٌ مِّنۡ رَّبِّکُمۡ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ اٰلُ مُوۡسٰى. وَاٰلُ هٰرُوۡنَ تَحۡمِلُهُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لَّـکُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ "Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya tanda kerajaannya ialah datangnya Tabut kepadamu, yang di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, yang dibawa oleh malaikat. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda kebesaran Allah bagimu, jika kamu orang beriman" QS Al-Baqarah 248. Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam tafsirnya menyatakan, dan Tabut merupakan sesuatu dari kayu atau gading yang menyerupai kotak, dia turun dan bersama mereka. Di dalamnya ada ketenangan, yang meyakinkan mereka. Jika mereka melihatnya hati mereka menjadi tenang. 2. Pada saat hari yang genting Allah SWT berkata وَّضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُّدْبِرِيْنَۚ "Dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang." QS At Taubah 25. Selanjutnya Allah SWT berfirman ثُمَّ اَنْزَلَ اللّٰهُ سَكِيْنَتَهٗ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَعَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَاَنْزَلَ جُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ وَذٰلِكَ جَزَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ "Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara para malaikat yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir" QS At-Taubah 26. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Padaprinsipnya, Allah sudah memberi informasi tentang siapa yang akan mendapatkan pertolongan dari-Nya. "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, maka Allah akan menolongmu dan mengukuhkan pendirianmu." (Q.S. Muhammad: 7) Dalam ayat lain disebutkan, "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.

loading...KH Ahmad Busyairi Nafis. Foto/Istimewa Ketika sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam SAW "Ya Rasulullah, kapan akan datang pertolongan Allah Ta'ala?". Nabi SAW menegaskan "Ketahuilah pertolongan Allah sangatlah dekat"."Pertolongan ini tentu tidak datang begitu saja. Tapi bisa diundang dengan kebajikan yang dilakukan hamba-Nya. Sekecil apapun amal ibadah hamba-Nya pasti ada nilai perlindungan dari Allah Ta'ala," kata KH Ahmad Busyairi Nafis dalam khutbah Jumat di Masjid Nurul Hidayah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pekan lalu. Baca Juga Dalam Hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW mengatakan, penjagaan Allah Ta'ala datang apabila manusia menjaga Allah Ta'ala. Sayyidina Abdullah bin Abbas dipanggil oleh Rasulullah SAW "Ya Ghulam, dalam penghilang petaka jagalah Allah, maka kau akan dijaga Allah subhanahu wa ta'ala".Kata ulama, menjaga Allah yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dua perkara ini apabila dikerjakan, maka kita senantiasa dijaga Allah Ta'ala. Dalam riwayat lain, saat Rasulullah SAW berada di depan musuh-musuhnya, beliau mengatakan sesungguhnya rezeki dan pertolongan akan datang disebabkan orang-orang miskin di tengah-tengah kalian yang hari-harinya terpaut doa yang didengar Allah Ta' satu amalan menjaga syariat Allah yaitu membaca Ayat Kursi selesai salat. Kata Nabi, bacaan itu akan jadi perisai dari hal yang tidak disenangi dan dari godaan syaithan. Kemudian menjaga wudhu' juga bisa menjadi obat bagi mereka yang memiliki penyakit pernafasan. Sayyidina Bilal bin Rabah saat ditanya Rasulullah SAW "Ya Bilal apakah perbuatan baik yang paling kau harapkan besar pahalanya di sisi Allah karena sesungguhnya aku mendengar hentakan sandalmu di dalam surga." Kata Bilal "Ya Rasulullah , sesungguhnya aku tidak berhadats melainkan aku wudhu' dan salat sunnah 2 rakaat wudhu'". Rasulullaah SAW bersabda "Dengan sebab itu engkau meraih kedudukan tinggi di sisi Allah Ta'ala". Baca Juga Dahsyatnya Fadhilah dan Pahala BerwudhuMenjaga wudhu' adalah sebab diangkatnya Sayyidina Bilal bin Rabah RA sehingga orangnya masih hidup tetapi tempatnya di sisi Allah sudah tampak di dalam penjaga sesungguhnya yang tak satupun sanggup mengalahkannya ialah penjagaan Allah yang kita dapatkan dari ibadah pada-Nya. Karena itu, mari memanfaatkan kesempatan waktu dan nikmat sehat serta umur panjang ini dengan senantiasa menjaga perintah Allah Ta'ala angkat bala' dan dari ujian ini jadi kafarat. Tidak berakhir ujian ini melainkan Allah Ta'ala telah hapus dosa-dosa kita. Insya Allah. Baca Juga Wallahu Ta'ala A'lamrhs

[LIVE] Kapan Pertolongan Allah Datang? - Ustadz Maududi Abdullah, Lc حفظه الله🗓 Ahad, 21 Syawal 1443 H / 22 Mei 2022 M⏰ Pukul 09.30 WIB s/d Selesai👤 PEM KVTkX.
  • 3ri200fvcm.pages.dev/530
  • 3ri200fvcm.pages.dev/90
  • 3ri200fvcm.pages.dev/237
  • 3ri200fvcm.pages.dev/144
  • 3ri200fvcm.pages.dev/492
  • 3ri200fvcm.pages.dev/598
  • 3ri200fvcm.pages.dev/302
  • 3ri200fvcm.pages.dev/248
  • kapan pertolongan allah datang