Surat Ali Imran ayat 190-191 – Dengan diturunkannya Al-Qur’an tentu saja mempunyai tujuan yang mana Al-Qur’an sendiri sudah banyak menjelaskan dalam ayat-ayat yang dikandungnya. “Kita akan menemukan beberapa ayat yang dapat memberikan gambaran kepada kita akan tujuan dari diturunkannya Al Quran. Terkadang, ayat-ayat tersebut seolah memberikan penjelasan beberapa tujuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,” Melalui kumpulan-kumpulan firman-firman Allah SWT yang dikandungnya, Al Quran berisi tentang aturan-aturan yang berlaku bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya baik di langit maupun di bumi. Selain itu, setiap surat yang ada di dalam Al Quran ini memiliki makna dan tafsirannya masing-masing. Begitu juga surat Ali Imran ayat 190-191. Di kesempatan ini, kita akan membahas tentang surat Ali Imran ayat 190-191. Namun, sebelum itu, ada baiknya kita membahas tentang tujuan diturunkannya Al Quran terlebih dahulu. Lalu, Allah SWT mempunyai tujuan apa saja diturunkannya Al Qur’an yang telah dijelaskan ayat-ayat di dalamnya? Simak penjelasan berikut ini agar menambah wawasan tentang Al Qur’an. Tujuan Diturunkannya Al Quran1. Memimpin Manusia Menuju Jalan Keselamatan dan Kebahagiaan2. Memelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan3. Peringatan dan pengingat bagi umat manusia4. Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia5. Pelajaran dan penerangan6. Pemutus HukumTentang Qur’an Surat Ali Imran Ayat 190-191Surat Ali Imran Ayat 190Surat Ali Imran Ayat 191Tafsir Surat Ali Imran Ayat 190-191Kandungan Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191Asbabun Nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191Kategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Tujuan Diturunkannya Al Quran 1. Memimpin Manusia Menuju Jalan Keselamatan dan Kebahagiaan Tujuannya yang pertama diturunkannya Al Qur’an adalah untuk memimpin manusia ke jalan keselamatan dan jalan yang lurus. Hal tersebut semata-mata hanya untuk memberikan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana dijelaskan dalam Qur’an Surat Al Maidah ayat 15-16, Allah SWT berfirman yaitu يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ ۚ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ 15 يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ 16 Artinya “Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari isi kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak pula yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan. Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridaanNya ke jalan keselamatan, dan dengan Kitab itu pula Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.” 2. Memelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan Tujuan Al-Quran yang kedua yaitu mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat yang tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan. Hal ini diajarkan dalam surat At Tin ayat 6 yaitu sebagai berikut إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ Artinya “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.” 3. Peringatan dan pengingat bagi umat manusia Tujuan diturunkannya Al-Qur’an selanjutnya adalah Al-Qur’an diturunkan sebagai peringatan dan pengingat bagi manusia. Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al An’am ayat 19 yaitu sebagai berikut قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةً ۖ قُلِ اللَّهُ ۖ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ ۚ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَٰذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ ۚ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً أُخْرَىٰ ۚ قُلْ لَا أَشْهَدُ ۚ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ Artinya “Katakanlah Muhammad, “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai Al-Qur’an kepadanya. Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?” Katakanlah, “Aku tidak dapat bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah.” 4. Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia Sebagaimana firman Allah dalam Qur’an Surat Al Jasiyah ayat 20 yang isinya tentang agar manusia menjadikannya sebagai pedoman, petunjuk, dan rahmat. Berikut firman Allah SWT yaitu هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ Artinya “Al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” 5. Pelajaran dan penerangan Al-Quran juga menjadi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kitab untuk memberi penerangan bagi manusia. Berikut bunyi dalil surat Yasin ayat 69, وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ Artinya “Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya Muhammad dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Kitab yang jelas,” 6. Pemutus Hukum Tujuan diturunkannya Al Qur’an ada dalam firman Allah SWT dalam Quran Surat An Nahl ayat 64 menjelaskan tentang pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta pembeda antara yang haq dan batil. Berikut firman Allah SWT tersebut yaitu وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ Artinya “Dan Kami tidak menurunkan Kitab Al-Qur’an ini kepadamu Muhammad, melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Pada intinya, tujuan diturunkannya Al Quran semata-mata bentuk kasih sayang Allah SWT kepada makhluk ciptaanNya. Tentunya agar menjalani kehidupan sebaik mungkin dan meraih kebahagiaan abadi di surga. Tentang Qur’an Surat Ali Imran Ayat 190-191 Nah, setelah mengetahui tentang tujuan diturunkannya Al Qur’an maka sekarang kita bahas mengenai Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191 adalah ayat tentang ulul albab. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya. Surat Ali Imran آل عمران merupakan surat madaniyah yang turun setelah Surat Al Anfal. Nama Ali Imran karena dalam surat ini disebutkan kisah keluarga Imran, ayah Maryam, ibu kandung Isa alaihis salam. Hendaklah sebagai seorang muslim untuk selalu mengingat Allah SWT melalui ciptaan-Nya dan kekuasaan-Nya. Seperti, terciptanya siang dan malam, luasnya semesta, serta pasang surut air laut. Dengan memikirkan ciptaan-Nya yang luar biasa, seorang muslim akan mampu untuk selalu mengingat kehendak Allah SWT dalam setiap ciptaan-Nya. Seperti yang tertulis di dalam Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191 yang berbunyi yaitu Surat Ali Imran Ayat 190 إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb Artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” Surat Ali Imran Ayat 191 الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ Allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu’ụdaw wa alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā ażāban-nār Artinya “yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” Terdapat beberapa penafsiran dari pakar tafsir tentang makna surat ali imran ayat 190-191. Sebagian penafsiran di bawah ini “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi yang tanpa ada contoh sebelumnya dan dalam pergantian malam dan siang dan perbedaan waktu keduanya dengan memanjang dan memendek benar-benar merupakan petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti yang agung atas keesaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai akal-akal yang selamat.” Tafsir al-Muyassar “Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dari tidak ada menjadi ada serta tanpa ada contoh sebelumnya, dan di dalam pergantian malam dan siang serta perbedaan panjang dan pendeknya waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti nyata bagi orang-orang yang berakal sehat yang menunjukkan mereka kepada Sang Maha Pencipta alam semesta, hanya Dia Yang berhak disembah.” Tafsir al-Mukhtashar Sesungguhnya dalam penciptaan dan pembuatan langit dan bumi, pergantian malam dan siang hari dengan sangat rinci, pergantian keduanya dalam waktu yang lama maupun singkat, panas dan dingin, serta peristiwa lainnya itu mengandung dalil yang jelas atas keberadaan, kuasa dan keesaan Allah bagi orang-orang yang berakal sehat. Ayat ini diturunkan ketika suku quraisy meminta Nabi SAW dengan berkata “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk menjadikan bukit Shafa menjadi emas” Lalu beliau berdoa kepada Tuhan. Kemudian turunlah ayat ini {Inna fii khalqis samawati}, Maka sebaiknya kalian memikirkan hal tersebut.” Tafsir al-Wajiz Karena hanya dengan memikirkan apa yang Allah sebutkan pada ayat ini cukup bagi orang yang berakal untuk menyampaikannya pada keimanan yang tidak dapat digoncangkan oleh syubhat dan tidak terhalang oleh keraguan. Zubdatut Tafsir “Wahai tuhan kami, Engkau tidaklah menciptakan makhluk ciptaan ini dengan sia-sia. Dan Engkau Maha suci dari hal itu. Maka jauhkanlah dari kami siksaan neraka.” Tafsir al-Muyassar Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengingat Allah dalam kondisi apapun. Baik dalam kondisi berdiri, duduk maupun berbaring. Dan mereka juga senantiasa menggunakan akal pikiran mereka untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi. Mereka pun berkata, “Wahai Rabb, Engkau tidak menciptakan makhluk yang sangat besar ini untuk bersenda gurau. Maha Suci Engkau dari senda gurau. Maka jauhkanlah kami dari azab Neraka, dengan cara Engkau bimbing kami kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan Engkau lindungi kami dari perbuatan-perbuatan yang buruk.” Tafsir al-Mukhtashar Orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam segala kondisinya, yaitu dalam keadaan berdiri ketika shalat, duduk di majelis mereka, dan bersandar ketika dalam keadaan junub. Mereka berpikir tentang kehebatan penciptaan langit, bumi dan meyakininya. Mereka berkata “Wahai Tuhan Kami, Engkau tidak menciptakan hal ini sia-sia dan hanya sebagai hiburan, namun Engkau menciptakannya sebagai petunjuk atas kuasa dan hikmah Mu. Kami menyucikanmu dari segala sesuatu yang tidak sesuai denganMu dan dari kesia-siaan. Maka jadikanlah ketaatan kami kepadaMu itu sebagai pelindung dari neraka.” Tafsir al-Wajiz الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ “yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring Yakni mereka senantiasa berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan. Dan dulu Rasulullah senantiasa berdzikir kepada Allah di setiap waktu. Pendapat lain mengatakan yang dimaksud dari kata dzikir disini adalah shalat, yakni mereka tidak melalaikannya dalam keadaan apapun, sehingga mereka senantiasa melakukan shalat baik dengan berdiri ketika tidak ada uzur dan halangan atau dengan duduk atau berbaring ketika terhalang untuk berdiri.” وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ “dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi Yakni tentang kehebatan dan kedetailan penciptaan keduanya padahal ukurannya sangat besar.” رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بٰطِلًا seraya berkata “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Yakni Engkau tidak menciptakan ini dengan sia-sia atau main-main akan tetapi Engkau menciptakannya sebagai bukti atas hikmah dan kekuasaan-Mu, dan untuk Engkau jadikan bumi sebagai tempat menguji hamba-hamba-Mu agar terlihat siapa diantara mereka yang mentaati-Mu dan siapa yang bermaksiat kepada-Mu. سُبْحٰنَكَ Maha Suci Engkau Yakni Engkau Maha Suci dari apa yang tidak layak untuk-Mu.” Zubdatut Tafsir Kandungan Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191 Surat Ali Imran ayat 190-191 secara umum menjelaskan tentang tanda-tanda kekuasaan Allah yang semestinya direnungi oleh umat Muslim. Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191. Berikut ini adalah isi kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang merupakan tanda kekuasaan Allah. Tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini hanya diketahui oleh ulul albab. Ulul albab adalah orang yang berdzikir dan berpikir. Ia selalu ingat kepada Allah dalam segala kondisi dan ia juga mempergunakan akalnya untuk memikirkan penciptaan alam semesta. Tafakur atau berpikir yang benar akan mengantarkan pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan sesuatu tidak ada yang sia-sia. Semuanya benar, semuanya bermanfaat. Tafakur atau berpikir yang benar juga melahirkan kedekatan kepada Allah dan memperbanyak doa kepada-Nya. Asbabun Nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191 Asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191 diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih dari atha ia bercerita bahwa Aku pergi bersama Ibnu Umar dan Ubaid Bin Umar waktu mengunjungi Aisyah yang menerima dan menemui kami dibalik tirai. Beliau bertanya kepada kami, “Hai Ubaid! Apakah yang menghalangimu mengunjungi kami?” Ubaid menjawab dengan pepatah yang berbunyi “Berkunjunglah jarang-jarang agar bertambah kasih dan sayang.” Lalu Ibnu Umar bertanya kepada Aisyah, “Ceritakanlah kepada kami apa yang engkau lihat yang paling menakjubkan tentang perilaku Rasulullah SAW?” Aisyah menjawab, “Semua tingkah lakunya menakjubkan. Pada suatu malam beliau menghampiriku sehingga bersentuh tubuhku dengan tubuhnya.” Lalu beliau bersabda kepadaku, “Biarlah aku beribadah kepada tuhanku.” Aku menjawab, “Demi Allah! Bahwa aku suka engkau berada disampingku, tetapi aku juga suka engkau beribadah kepada Tuhanmu.” Usai shalat beliau duduk sambil menangis tersedu-sedu sampai janggutnya basah oleh air matanya, kemudian ia bersujud dalam keadaan menangis hingga air matanya membasahi lantai. Ketika Bilal datang untuk panggilan shalat subuh, ia menemui beliau masih dalam keadaan tersedu-sedu dalam keadaan berbaring. Bilal bertanya kepadanya, “Apakah yang menyebabkan engkau menangis ya Rasulullah padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu maupun yang akan datang?” Rasulullah menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis hai Bilal, setelah Allah menurunkan ayat ini, celakalah hai Bilal orang yang membaca ayat ini tanpa merenungkan dalam-dalam isinya.” Demikian pembahasan tentang surat Ali Imran ayat 190-191. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Grameds bisa mendapatkan lebih banyak informasi dengan membaca buku yang tersedia di Sebagai SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Yufi Cantika Sukma Ilahiah Rujukan Memahami tafsir Al-Quran ini bisa dilakukan, memiliki banyak sekali metodenya. Maka dari itu, kita perlu mengetahui metode-metode menafsirkan Al-Quran agar lebih mudah menafsirkan Al-Quran. Salah satu buku yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam menafsirkan Al-Quran adalah 20 Hari Bisa Memahami Tafsir Al-Quran Metode 3 in 1 Jilid 2. Dalam memahami tafsir Al-Quran, sebaiknya mengikuti kaidahnya. Untuk mengetahui hal itu, kamu bisa membaca buku Kaidah Tafsir Al-Quran. Di dalam buku ini, pembaca akan mengetahui Buku ini memperbincangkan kaidah-kaidah yang sangat diperlukan untuk memahami Al-Qur’an. Kaidah-kaidah tersebut meliputi kaidah bahasa, kaidah yang berkaitan dengan ulum Al-Qur’an, Setiap surah yang ada di dalam Al-Quran memiliki arti dan tafsirnya tersendiri. Begitu juga dengan surat Al-Maidah yang memiliki tafsirnya tersendiri. Buku Tafsir Al-Amin Bedah Surah Al-Maidah ini bisa dijadikan referensi dalam memahami tafsir surat Al-Maidah. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Danapa saja yang kalian nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengtahuinya. Waki' di dalam kitab tafsirnya meriwayatkan dari Syarik, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun sehubungan dengan firman-Nya: Kalian sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna). (Ali Imran: 92) Yang dimaksud dengan al-birr ialah surga. Asbab al-Nuzul didefinisikan sebagai “sesuatu yang karenanya Al-Qur‟an diturunkan, sebagai penjelas terhadap apa yang terjadi, baik berupa peristiwa maupun pertanyaan.” Tetapi hal ini tidak berarti bahwa setiap orang harus mencari sebab turunnya setiap ayat, karena tidak semua ayat Al-Qur‟an diturunkan karena timbul suatu peristiwa dan kejadian, atau karena suatu pertanyaan. Tetapi ada di antara ayat Al-Qur‟an yang diturunkan karena sebagai ibtida‟ pendahuluan, tentang akidah iman, kewajiban Islam dan syariat Allah dalam kehidupan pribadi dan sosial. Al-Ja‟bari sebagaimana dikutip Syaikh Manna Al-Qaththan menyebutkan, “Al-Qur‟an diturunkan dalam dua kategori; yang turun tanpa sebab, dan yang turun karena suatu peristiwa atau pertanyaan.”93 Adapun Asbabun Nuzul surat Ali-Imran ayat 190 ialah Diketengahkan oleh Tabrani dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas, katanya “Orang-orang Quraisy datang menemui orang-orang Yahudi, tanya mereka “Bukti-bukti apakah yang dibawa oleh Musa kepada tuan-tuan?” Jawab mereka “Tongkatnya dan tangannya yang putih bagi mata yang memandang.” Kemudian mereka datangi lagi orang-orang Nasrani, lalu tanyakan “Apa mukjizat Isa?” Jawab mereka “Menyembuhkan orang buta sejak lahirnya, orang 93 Syaikh Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur‟an, Terj. Mifdhol Abdurrahman Jakarta Pustaka Al-Kautsar, 2005, 95. yang berpenyakit kusta bahkan menghidupkan orang yang telah mati.” Setelah itu mereka menjumpai Nabi Saw. Kata mereka “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami. Agar Safa ini dijadikannya sebagai sebuah bukit emas.” Maka Nabi pun memohon kepada Tuhannya, lalu diturunkan-Nyalah ayat “Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi... sampai akhir ayat” surat Ali-Imran ayat 190. Maka hendaklah mereka merenungkannya!94 Dalam tafsir al-Maraghiy, karya Ahmad Mushthafa Al-Maraghiy menjelaskan asbabun nuzul surat Ali-Imran ayat 190-191 ini ialah Imam Thabrani dan Ibnu Hatim meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang Quraisy pernah datang kepada orang-orang Yahudi, lalu mereka bertanya, “Mukjizat-mukjizat apakah yang dimiliki oleh Nabi Musa sewaktu datang kepadamu?” Orang-orang Yahudi menjawab, “Tongkat dan tangannya yang tampak putih bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya.” Kemudian mereka mendatangi orang-orang Nasrani dan bertanya kepada mereka, “Bagaimana mukjizat Nabi Isa itu?” jawab mereka, “Ia dapat menyembuhkan orang buta, menyembuhkan orang berpenyakit supak, dan dapat menghidupkan orang mati.” Selanjutnya orang-orang Quraisy itu mendatangi Nabi Muhammad saw. seraya bertanya, “Doakanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia mengubah bukit Shafa menjadi emas,” Nabi Saw. pun berdoa kepada Allah Swt., kemudian 94 Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 1, Terj. Bahrun Abubakar Bandung Sinar Baru Algensindo, 2004, 307. turunlah ayat, inna fi khalqi‟s samawati, dan seterusnya. Karenanya hendaklah kalian memikirkan kejadian E. Ayat Al-Qur’an Lain sebagai Pendukung 1. Surat Ali-Imran Ayat 189 Artinya “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.” Ali-Imran 189 Hubungan surat Ali-Imran ayat 189 dengan ayat 190 adalah Apabila orang muslim telah ingat akan kebesaran Allah yang Maha Kuasa mutlak atas seluruh kerajaan langit dan bumi, tidaklah lagi mereka akan menjual kebenaran Allah dengan harga yang sedikit. Tidaklah lagi mereka akan membeli kekufuran dengan menjual iman sebagai harganya. Tidaklah lagi mereka akan berkejar-kejaran mencari pujian duniawi yang palsu, lalu mengkhianati tugas yang terpikul di atas pundaknya sebagai penjaga agama Allah. Pada ayat 189 tersebut Tuhan memberi peringatan kepada segala insan yang terpedaya dengan tipuan hidup di dunia ini. Orang berkejar mendekatinya, namun kerajaan yang sejati, ialah kerajaan Allah yang meliputi segenap langit dan bumi. Maka tegakkanlah kerajaan itu dalam dirimu sendiri, 95 Ahmad Mushthafa Al-Maraghiy, Tafsir Al-Maraghiy, Terj., Bahrun Abubakar dan Heri Noer Aly Semarang Toha Putra, 1986, 288-289. sebab dari sana kita semua datang, dengan itu kita hidup dan ke sanalah tujuan kita yang 2. Surat Al-Baqarah Ayat 164 Artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati kering-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda -tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan.” Al-Baqarah 164 Pada ayat ini ditutup dengan menyatakan bahwa yang demikian itu merupakan “tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” قع م قا ا la ayatin liqaumin ya‟qilun, sedangkan pada surat Ali-Imran ayat 190, karena mereka berada pada tahap yang lebih tinggi dan juga telah mencapai 96 Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz IV, 245-248. kemurnian akal, maka sangat wajar ayat ini ditutup dengan ا ل أ ا la ayatin li ulil Setelah mengakui kelemahan diri, lalu memohon agar Tuhan menjauhkan kiranya dari azab neraka, diteruskan pula pengakuan itu 3. Surat Ali-Imran Ayat 192 Artinya “Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” Ali-Imran 192. Ayat ini melukiskan suara hati sanubari insan yang penuh pengakuan akan kebesaran Allah. Bahwasanya jika seseorang dimasukkan ke dalam neraka, bukanlah Tuhan yang salah, melainkan manusia itu sendirilah yang telah aniaya akan dirinya, sebab dia melanggar ketentuan Tuhan yang sudah patut diketahuinya. Dan karena dia yang memilih jalan aniaya, jalan yang tidak adil dan tidak benar, diapun Menganjurkan umat agar senantiasa bertafakkur memikirkan ciptaan Allah di bumi. Dalam Al-Qur‟an, sering sekali Allah menyeru umat manusia agar selalu bertafakkur untuk meningkatkan keimanannya. 97 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur‟an Ciputat Lentera Hati, 2000, 291. 98 Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz IV, 252. Qur‟an sangat menjunjung tinggi derajat seseorang yang menggunakan akal sehatnya dengan baik. 4. Surat Az-Zumar Ayat 9 Artinya “Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima Az-Zumar 9 5. Surat Al-Hajj Ayat 18 Artinya “Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, 99 Purna Siswa Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien, Tafsir Maqasyidi Kajian Tafsir Tematik Maqasyid al-Syari‟ah Kediri Lirboyo Press, 2013, 227-228. Madroskajian kitab tafsir jalalain disampaikan oleh al ustadz al habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ Arab-Latin Innad-dīna 'indallāhil-islām, wa makhtalafallażīna ụtul-kitāba illā mim ba'di mā jā`ahumul-'ilmu bagyam bainahum, wa may yakfur bi`āyātillāhi fa innallāha sarī'ul-ḥisābArtinya Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Ali 'Imran 18 ✵ Ali 'Imran 20 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Menarik Terkait Dengan Surat Ali Imran Ayat 19 Paragraf di atas merupakan Surat Ali Imran Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan beragam penafsiran dari berbagai mufassirin mengenai kandungan surat Ali Imran ayat 19, misalnya sebagaimana terlampir📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaSesungguhnya agama yang diridhoi Allah bagi makhlukNya dan Dia mengutus rasul-rasul Nya dengan agama itu, serta tidak menerima selainnya, adalah agama Islam. Yaitu kepatuhan kepada Allah semata dengan beribadah berserah diri kepada-Nya, dan mengikuti rasul-rasul dalam ajaran-ajaran yang mengutus mereka dengannya dalam setiap masa sampai ditutup dengan Nabi Muhammad , yang Allah tidak menerima dari siapapun sepeninggal beliau agama selain Islam yang beliau diutus dengannya. Dan tidaklah terjadi perselisihan di antara golongan ahli kitab Yahudi dan Nasrani, lalu mereka berpecah-belah menjadi golongan-golongan dan berkelompok-kelompok, kecuali setelah hujjah tegak terhadap mereka dengan diutusnya para Rasul dan diturunkannya kitab-kitab suci, lantaran dorongan permusuhan, kedengkian dan hasrat meraih dunia. Dan barangsiapa mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan dan tanda-tanda petunjuknya yang mengindikasikan Rububiyyah dan Uluhiyyahnya, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan Nya dan Dia memberikan balasan kepada mereka sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram19. Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah ialah Islam. Yaitu ketundukan kepada Allah semata dengan menunjukkan ketaatan dan kepasrahan kepada-Nya melalui ibadah dan keimanan kepada semua Rasul hingga Rasul penutup, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang menjadi penutup risalah, sehingga tidak ada syariat yang bisa diterima kecuali syariatnya. Dan tidaklah orang-orang Yahudi dan Nasrani itu berselisih paham dan berpecah belah tentang agama mereka kecuali setelah mereka mendapatkan pengetahuan tentang hal itu, karena dorongan rasa dengki dan rakus terhadap kekayaan duniawi. Barangsiapa yang ingkar kepada ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, sesungguhnya Allah Mahacepat Penghitungan-Nya bagi orang yang ingkar kepada-Nya dan mendustakan rasul-rasul-Nya.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah19. Allah mengabarkan tidak ada agama yang Dia terima dari seseorang selain agama Islam, yaitu dengan mengikuti para rasul yang diutus Allah pada setiap zaman yang ditutup dengan pengutusan Nabi Muhammad. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak berselisih melainkan setelah datang kepada mereka ilmu tentang pengutusan nabi Muhammad dalam Taurat dan Injil, mereka mengingkari hal ini karena kedengkian mereka, kemudian mereka saling menzalimi. Dan barangsiapa yang mendustakan bukti-bukti Allah atas keesaan-Nya maka ketahuilah Dia sungguh cepat pembalasan-Nya bagi dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah19. إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللهِ الْإِسْلٰمُ ۗ Sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah Islam Yakni tidak meneriman dari siapapun agama selainnya. Dan Islam disini mencakup iman karena yang dimaksud dengan Islam disini adalah pembenaran, perkataan, dan perbuatan. وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَTiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab Yakni orang-orang Yahudi saling berselisih sesama mereka, dan orang-orang Nasrani saling berselisih sesama mereka, dan orang-orang Yuhudi dan Nasrani saling berselisih pula. إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka Yakni apa yang ada dalam dua kitab yang diturunkan Allah, dan pengetahuan ini sangat jelas bagi mereka berupa kewajiban untuk mentauhidkan Sang Pencipta dan mentaati-Nya, dan menyerahkan kepada-Nya segala urusan. بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ karena kedengkian yang ada di antara mereka Terdapat pemberitahuan dari ayat ini bahwa perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani selama ini hanyalah disebabkan kedengkian mereka. Dan yang dimaksud adalah perselisihan mereka dalam masalah Rasulullah apakah dia adalah seorang Rasul atau bukan, dan perselisihan dalam masalah kenabian Nabi Isa, dan perselisihan yang berasal dari urusan diantara mereka sendiri; sampai-sampai mereka mengatakan وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَىٰ عَلَىٰ شَيْءٍ وَقَالَتِ النَّصَارَىٰ لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَىٰ شَيْءٍ Dan orang-orang Yahudi berkata “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan orang-orang Nasrani berkata “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan” Semua hal ini disebabkan oleh kedengkian dan jauhnya mereka dari kebenaran karena kesombongan dan tinggi hati.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah19 Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam yang mencakup keimanan. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak berselisih kecuali setelah datang ilmu dalam Taurat dan Injil yang mewajibkan untuk mengesakan Allah, menyembah-Nya dan taat kepada-Nya. Perselisihan diantara mereka sudah melewati batas wajar, menerjang kebenaran dan keadilan karena kedengkian yang ada di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah yang menunjukkan keesaan-Nya, maka sesungguhnya Allah sangat cepat pembalasan-Nya atas perbuatan mereka.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSesungguhnya agama} agama yang diridhai dan benar {di sisi Allah ialah Islam. tidak berselisih orang-orang yang telah diberi kitab} orang-orang Yahudi dan Nasrani {kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian di antara mereka} kedengkian dan keinginan untuk mencari keberuntungan dunia {Siapa saja yang mengingkari ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat perhitunganNyaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H19. Allah memeberitakan, ”Sesungguhnya agama yang di ridhai di sisi Allah,” maksudnya, agama yang mana Allah tidak memiliki agama selainnya dan tidak diterima selainya adalah, ”Islam,” yang artinya, ketundukan kepada Allah semata, secara batin maupun lahir dengan apa yang di syariatkanNya melalui lisan Rasul-rasulNya, Allah berfirman "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima agama itudaripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." QS-Ali Imran 85 maka barangsiapa yang beragama selain agama islam, maka hakikatnya dia tidak beragama untuk Allah. Karena ia tidak menempuh jalan yang di syariatkaNya melalui lisan rasul-rasulNya. Kemudian Allah memberitakan bahwasanya ahli kitab mengetahui hal itu, dan mereka berselisih dan menyimpang darinya hanya kerena keras kepala dan kedengkian, dan jika bukan kerena itu, maka sesungguhnya telah datang kepada mereka ilmu, yang mengharuskan tidak terjadinya perselisihan bahkan mengharuskan mereka memasuki agama islam yang sebenarnya. Kemudian setelah datang Nabi Muhammad kepada mereka, maka mereka mengetahui dengan sebanar-benarNya, akan tetapi kedengakian, zhalim, dan kekufuran kepada ayat-ayat Allah telah mengahalangi mereka dari mengikuti kebanaran, ”Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisabNya,” Maksudnya,hendaklah mereka menunggu hal tersebut,karena itu semua pasti akan tiba, dan Allah akan membalas mereka semua menurut apa yang telah mereka semua kerjakan.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Ali Imran ayat 19 Sesungguhnya agama yang sah di sisi Allah ialah Islam, tetapi orang-orang kafir yang diberi Kitab itu tidak berselisihan,lantaran ketama'an antara mereka,melainkan sesudah datang pengetahuan kepada mereka; dan barangsiapa tidak percaya kepada keterangan-keterangan Allah, maka sesungguhnya Allah itu Penghitung Yang Cepat.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, agama yang memerintahkan untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan mentaati-Nya, berlepas dari syirk dan pelakunya serta mengikuti rasul yang diutus Allah Subhaanahu wa Ta'aala, yang diakhiri oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ada pula yang mengartikan Islam dengan "syari'at yang dibawa para rasul, yang dasarnya adalah tauhid". Orang yang mencari agama selain agama yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam agama Islam, maka agama itu tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. Sebagiannya beriman dan sebagian lagi kafir. Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran, seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani. Yakni setelah tegak dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali Imran Ayat 19Setelah ayat sebelumnya menjelaskan tentang keesaan Allah, maka ayat ini menegaskan tentang kebenaran islam yang inti ajarannya adalah tauhid. Sesungguhnya agama yang benar dan diridai di sisi Allah ialah islam, yang inti ajarannya adalah tauhid. Tidaklah berselisih orangorang yang telah diberi kitab, yakni para penganut yahudi dan nasrani, terhadap kebenaran islam, kecuali atau justru setelah mereka memperoleh pengetahuan tentang hal itu, bukan karena ketidaktahuan. Demikian ini, karena adanya rasa kedengkian di antara mereka terhadap karunia yang diberikan kepada nabi Muhammad sebagai rasul terakhir. Padahal, barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, baik yang tertulis maupun yang tak tertulis, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya terhadap amal-amal hamba-Nya. Lalu jika mereka membantahmu, wahai nabi Muhammad, tentang kebenaran islam, maka jelaskan dengan diperkuat dalil-dalil. Namun, jika mereka tetap menolak, maka katakanlah, aku berserah diri kepada Allah dan tidak bertanggung jawab atas pengingkaran kalian; demikian pula orang-orang yang mengikutiku. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi kitab, yahudi dan nasrani dan kepada orang-orang buta huruf, yaitu orang-orang musyrik arab yang tidak memiliki kitab suci, sudahkah kamu masuk islam' jika mereka masuk islam dengan sebenarbenarnya, berarti mereka telah mendapat petunjuk jalan yang benar, yang menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat, tetapi jika mereka berpaling dari islam, maka kewajibanmu, wahai nabi Muhammad, hanyalah menyampaikan. Dan Allah maha melihat seluruh amal perbuatan hambahamba-Nya, siapa yang taat dan siapa yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian beragam penjabaran dari beragam mufassir mengenai isi dan arti surat Ali Imran ayat 19 arab-latin dan artinya, semoga memberi kebaikan bagi kita semua. Dukung syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan Halaman Cukup Sering Dikaji Terdapat banyak konten yang cukup sering dikaji, seperti surat/ayat Al-Bayyinah, Alhamdulillah, Al-Alaq, Ali Imran 159, Al-Fil, Yusuf 4. Serta Inna Lillahi, Al-Fath, Al-Ma’un, Al-Baqarah 183, At-Tin, Al-Insyirah. Al-BayyinahAlhamdulillahAl-AlaqAli Imran 159Al-FilYusuf 4Inna LillahiAl-FathAl-Ma’unAl-Baqarah 183At-TinAl-Insyirah Pencarian surah az-zalzalah, was syamsi, surat al mulk ayat 1-10 latin, al maun surah, surah al-fil dan artinya Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah